Di tulisan kali ini bakal ngepost
tentang perjalanan ke Taman Nasional Ujung Kulon, sedikit berbeda dari post
yang sebelumnya, saat melakukan perjalanan ini Saya menggunakan budjet pribadi
dan melalui cara yang nggak terlalu backpacker. Berawal dari curhat bersama
salah satu sahabat Saya jaman SMA yang lagi sama-sama bosen di Jakarta,
akhirnya kamu memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang sama-sama belum
pernah kami kunjungi. Pilihannya ada dua, yaitu Green Canyon di Jawab Barat dan
Taman Nasional Ujung Kulon di Banten. Setelah browsing dan melihat opini orang
lain, Saya merasa akses untuk ke Green Canyon tidak terlalu sulit dan tidak
jauh dari Jakarta, asumsi Saya adalah banyak teman-teman yang mudah diajak
kesana, sedangkan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) cukup jauh dari dan
aksesnya agak sulit sehingga lebih efektif apabila menggunakan travel atau EO, ditambah
lagi, untuk penyewaan kapal, pemilik kapal biasanya akan menyewakan kepada
rombongan karena memberikan tariff yang sama antara rombongan dengan banyak
orang ataupun sedikit orang, sehingga TNUK memang lebih cocok untuk liburan
kali ini.
Setelah menjatuhkan pilihan, kami
melakukan pembayaran kepada travel yang kami pilih. Harganya sekitar Rp. 700.000,-
sampai Rp. 800.000,- dan penyewaan alat snorkeling Rp. 30.000,- memang lebih
mahal daripada backpacker, namun itu lebih baik daripada harus pergi berdua aja
secara backpacker karena masih harus memikirkan kerjaan di kantor, penyewaan
perahu dan kamar yang gak mungkin di share sama lawan jenis hehe. Guide
tersebut bernama Fahmi dan Hafiz, keduanya memilih resign dari kantornya
masing-masing karena merasa memiliki passio di bidang ini. Beberapa hari
sebelum berangkat kami diberi tahu apa saja yang harus dibawa dan yang
terpenting adalah minu obat anti malarian H-3 sebelum keberangkatan karena
disana masih termasuk daerah epidermik malaria, Fahmi dan Hafiz meminta kami
semua bertemu di daerah Slipi, Jakarta Barat pada jumat malam untuk menaiki Elf
yang disediakan. Rombongan kami mungkin sekitar 18-20 orang termasuk Guide, tidak
lama kami semua akhirnya bisa berkomunikasi secara santai meskipun banyak yang
usianya udah tua-tua hehehe. Pagi-pagi sekali kami tiba di suatu desa dan
bersiap untuk menyebrang ke Pulau Peucang menggunakan kapal yang nyaman dan
bagus. Pemilik kapal tersebut menyiapkan makan siang untuk kami dan kami
menghabiskannya di perahu tersebut dengan pemandangan laut biru dengan
pulau-pulau kecil berpasir putih di ujung barat pulau jawa, sensasinya luar
biasa :D
Setelah perjalanan sekitar 1 jam,
akhirnya kami sampai di Sungai Cigenter, yang unik adalah sungai tersebut ada
tengah-tengah laut yang berombak besar, padahal sungai tersebut berair tenang
dan tawar. Banyak yang bilang di sungai ini masih ada Buaya, Ular dan Badak
Bercula Satu, tapi sayangnya kami belum beruntung melihatnya. Kami menaiki perahu
yang keciiiil sekali dan terlihat renta gitu, beruntungnya tidak ada yang aneh-aneh terjadi disana karena perlahan
kami bisa menyeimbangkan perahu tersebut. Suasana di sungau agak horror karena
tenang sekali, suara ombak perlahan hilang dan disambut bunyi jangkrik, monyet
liar dan kadang tawa kami yang meledak ketika ada salah satu peserta yang
melakukan hal-hal aneh. Makin lama pohon-pohon disekitar sungai tersebut
semakin rindang dan menutupi sinar matahari, kemudian kami memutar balik
dibantu oleh Bapak Guide (mereka menyebutnya Ranger) yang merupakan penduduk sekitar
sekaligus pemilik kapal. Ketika kami keluar dari sungai dan menuju air laut, ada
ombak yang cukup besar yang membuat kapal kecil kami nyaris berbalik, namun
memang semua sudah diperhitungkan oleh Bapak Ranger tersebut. Akhirnya kami kembali
ke kapal besar dan melanjutkan perjalanan ke Pulau Peucang sekaligus untuk beristirahat
dan bersih-bersih.
Sungai Cigenter, yang didepan temen, bukan buaya nya |
Dermaga Pulau Peucang |
Persiapan Snorkeling |
Tapi ntah kenapa Saya merasa sayang
untuk tidur, akhirnya bersama beberapa teman baru kami bermain disekitar Pulau
Peucang dan menyadari disana banyak sekali kera-kera liar yang nakal, babi
hutan dan rusa. Puas bermain di Pulau Peucang, kami bersih-bersih diri karena
Guide mengatakan perjalanan selanjutnya adalah ke Pantai Entah Apalah namanya
untuk mencari sunset, aku lupa hehehe. Pantai tersebut banyak tebing-tebingnya dan
benar-benar bagus, perjalanan dari penginapan ke Pantai tersebut ditempuh
sekitar 1 jam dengan jalan santai, ada warga sekitar yang menemani perjalanan
kami dan Alhamdulillah banget Saya sempet ngeliat Buruk Merak di perjalanan, cantik
banget :D
Hunting Sunset |
Lupa nama pantainya, anggep aja "Pantai Tebing" :p |
Lepas Maghrib kami berjalan ke
penginapan dan harus sedikt cepat karena langit mulai gelap sekaligus mengejar
shalat magrib. Selesai Isya kami makan malam ikan bakar yang ditangkap langsung
oleh penduduk sekitar, pokoknya semua terasa enak banget lah :D ehehehe.
Keesokan paginya kami berputar-putar pulau kecil untuk snorkeling dan ke suatu
pulau yang ntah kenapa aku ngerasa mirip suasana Jurrasic Park, pulau itu
terdiri dari hamparan rumput yang luas dikelilingi pohon-pohon yang rindang,
sayang sekali disana kami tidak melihat binatang yang aneh-aneh, menurut warga
disana biasanya suka ada Banteng atau Badak yang berkeliaran disana. Setelah
dari pulau unik itu (maaf banget, Saya susah hafalin nama orang/tempat dan
waktu itu gak megang catetan) kami cari spot untuk snorkeling dan akhirnya
disanalah Saya pertama kali snorkeling :D
Selesai makan siang dikelilingi
pulau-pulau putih yang indah dan ditemani guncangan ombak, kami akhirnya menuju
desa tempat kami memarkir Elf dan bersih-bersih diri disana untuk kemudian
balik lagi ke Jakarta. Selesai mandi kami disiapkan teh manis lengkap dengan es
nya dan buah sukun goring, sukunnya enak banget dan beda sama di Jakarta,
karena lebih manis dan dipotong lebih kecil dari yang biasanya, mirip-mirip
kentang gitu. Setelah kenyang, kami akhirnya kembali ke Jakarta dan Saya
langsung tepar selama perjalanan hehehe.
Note:
1.
Jangan
lupa minum pil kina minimal 3 hari sebelum keberangkatan, saat di wilayah
epidermik dan 3 hari setelah pulang (pil anti malaria)
2.
Perhitungin
budget dengan tepat, kalau mau rombongan mendingan sewa kapal sendiri (sekitar
Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.200.000,- untuk 2 hari 1 malem) kalau emang gak banyak
orang mendingan naik travel untuk penghematan dan efisiensi
3.
Penginapan
di Peucang masih terbatas dan biasanya satu kamar dipakai untuk rombongan.
Biasanya Saya suka tendaan sama temen-temen, tapi di Peucang belum support
sepertinya, selain disana banyak babi liar yang hobby nya muter-muter, monyet
disana juga jahil banget.
4.
Bener-bener
make sure jadwal sama EO tentang destinasi yang bakal di datengin untuk
menghitung kapan waktu yang telat untuk mandi, jangan sampai udah mandi
tau-taunya perjalanan selanjutnya adalah snorkeling, kan sayang hehehe
5.
Pake
Sunscreen yang cukup terutama kalau snorkeling dan usahakan pagi, supaya ombangnya nggak terlalu besar
EO yang Saya pakai waktu itu:
Ajak Jalan-jalan (Fahmi/Hafiz) : 0813 1149 4932
No comments:
Post a Comment